Kamis, 02 September 2010

Adam

ADAM
 adalah manusia pertama yang diangkat dan diutus oleh Allah Swt. sebagai nabi, rasul, dan khalifah. Ia ditugaskan untuk mengatur segenap penghuni bumi. Derajat Adam lebih tinggi dari malaikat dan jin. Adam disebut 25 kali dan kisahnya ada banyak dalam Al- Qur'an. Sebelum manusia ada, Allah Swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari api (Q.15:27). Bumi diciptakan oleh Allah Swt. dalam bentuk hamparan (Q.2:22; 13:3; 20:53-54). Lalu, Allah Swt. memberitahukan kepada para malaikat bahwa Ia akan menciptakan makhluk lain, yaitu manusia yang menjadi khalifah-Nya di bumi (Q.2:30). Allah Swt. menugaskan para malaikat untuk mengumpulkan segenggam tanah dan meletakkannya di pintu surga. Dari tanah itulah Allah Swt. membentuk sosok seperti manusia, lalu meniupkan roh ke dalamnya (Q.15:26-29). Tanah itu lalu hidup dan menjadi manusia. Itulah Adam, yang lahir tanpa ayah dan ibu. Ia diciptakan sempurna, terdiri atas unsur jasmani dan rohani (roh, akal, hati, dan nafsu). Ia makhluk beragama, beradab, dan memiliki masa depan. Baginya Allah Swt. menciptakan pasangan atau istri (Q.30:21) yang bernama Hawa. Mereka hidup bahagia di surga, mendapatkan segala kenikmatan, dan tidak mengalami kesusahan. Namun, mereka tidak boleh melanggar satu larangan Allah Swt.: mendekati dan makan dari sebuah pohon (Q.2:35; 7:19). Karena makan buah larangan tersebut - atas bisikan setan- mereka akhirnya diusir dari surga. Inilah larangan pertama dari Allah Swt. dan pelanggaran pertama oleh manusia.
PENGETAHUAN NAMA BENDA
 Allah Swt. mengajarkan nama benda-benda alam semesta kepada Adam (Q.2:31-32) karena ingin memperkuat kedudukan Adam di kalangan makhluk-Nya. Adam memperagakan benda-benda itu dan disuruh oleh Allah Swt. untuk mengajarkan nama-nama benda yang diketahuinya kepada para malaikat.
HIDUP DI SURGA
 Adam dan Hawa diberi kehidupan di surga. Mereka mendapatkan segala kebahagiaan dan kesenangan tanpa mengalami kesusahan. Namun kebahagiaan surgawi ini akhirnya hilang karena mereka menyalahgunakan kebebasan mereka dengan makan buah pohon terlarang.
DOSA PERTAMA
 Larangan Allah Swt. kepada Adam dan Hawa diketahui oleh setan. Karena iri, setan menggoda Adam dan Hawa. Setan berupaya untuk memperdayakan mereka agar mereka melanggar perintah- Nya. Dengan berbagai tipu daya, setan berhasil membujuk keduanya. Mereka lupa bahwa mereka dilarang oleh Allah Swt. makan buah tersebut (Q.2:36; 7:21-22). Seketika itu pula, pakaian mereka terlepas dari tubuh mereka. Sebagai akibat pelanggaran itu, mereka merasa malu, lalu menutup aurat mereka dengan dedaunan. Setelah menyadari kesalahan mereka, Adam dan Hawa sangat menyesali perbuatan mereka dan memohon ampunan kepada Allah Swt. Allah Swt. berkenan menerima tobat dan mengampuni kesalahan mereka (Q.2:37; 7:23). Karena menyadari dan menyesali dosanya, Adam bahkan menjadi manusia terpilih dan diutus oleh Allah Swt. menjadi nabi dan rasul.
ABU AL-BASYAR
 Adam adalah bapak umat manusia (abu al- basyar). Allah Swt. menciptakan baginya pasangan atau istri. Kini keturunan Adam di dunia terdiri atas berbagai ras dan suku dengan warna kulit dan bahasa yang beragam.
IQLIMA-LABUDA
 Hawa melahirkan anak kembar: Kabil (laki- laki) dan Iqlima (perempuan). Adam dan Hawa berbahagia mendapat keturunan pertama. Beberapa tahun kemudian, Hawa melahirkan anak kembar lagi: Habil (laki-laki) dan Labuda (perempuan). Begitulah seterusnya hingga ia melahirkan sebanyak 21 kali.
HAWA: IBU UMAT MANUSIA
 Setelah mengajari malaikat, Nabi Adam a.s. tertidur melepas lelah. Ketika terbangun dari tidurnya, Nabi Adam a.s. mendapatkan seorang wanita di sampingnya (Q.30:21). Wanita itu bernama Hawa. Nabi Adam a.s. bersyukur kepada Allah Swt., karena diberi pendamping atau istri. Ia diperintahkan oleh Allah Swt. untuk menggauli istrinya. Hawa pun menjadi ibu umat manusia.
JIN PEMBANGKANG
 Allah Swt. memerintahkan kepada malaikat dan jin untuk bersujud kepada Adam. Malaikat mematuhi, tetapi jin menolak perintah itu. Jin pembangkang itu disebut iblis. Ia tidak mau bersujud kepada manusia yang diciptakan dari tanah (Q.2:34; 7:11-13; 15:32-35). Ia menjadi congkak karena merasa derajatnya lebih tinggi dari Adam. Karena membangkang, ia dilaknat dan diusir oleh Allah Swt. dari surga. Sebelum keluar dari surga, ia mengajukan dua permohonan (Q.15:36-40):
 umur panjang hingga hari kiamat dan izin untuk menggoda Adam serta anak cucunya (Q.7:14-18). Permintaan itu dikabulkan oleh Allah Swt., dan iblis kelak akan dimasukkan ke neraka. Allah Swt. juga mengadakan perjanjian dengan Adam: apabila tertipu bujukan iblis, maka ia pun akan dimasukkan bersama iblis ke neraka.
DUNIA FANA
 Adam dan Hawa merasa tenang setelah Allah Swt. mengampuni kesalahan mereka. Mereka menerima hukuman, yaitu diusir dari surga. Mereka turun ke bumi (Q.2:38; 7:24-25) yang penuh dengan hutan dan pepohonan besar. Segala jenis binatang hidup di dalamnya. Mereka hidup lalu mati di bumi. Kehidupan baru di bumi berbeda dari kehidupan di surga. Mereka harus menempuh suka-duka dunia fana. Siang dan malam mereka berusaha untuk bertahan hidup dengan bekerja keras sebagai petani dan peternak selama bertahun-tahun.
 (sumber: Ensiklopedi Islam untuk Pelajar - no.1)
Nabi Idris a.s.
* ISLAM *

ARTI/MAKNA DARI SURAT AL FATIHAH:

Ayat 1: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
Rasakan betapa besar kasih sayang Allah kepada kita semua, bayangkan semua nikmat yang telah kita terima dariNya. Nikmat udara yang kita hirup, nikmat penglihatan, nikmat pendengaran, nikmat sehat. Apakah kita sudah berterima kasih padaNya??. Rasakan kasih sayang dan sifatnya yang maha pengasih serta pemurah. Rasakan getaran dihati anda, hingga timbul dorongan untuk menangis. Silahkan menangis jika dorongan itu memang kuat. Jangan tahan tangisan anda.

Ayat 2: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
Rasakan betapa mulianya Allah, betapa Agungnya Dia , hanya Dialah yang berhak dipuji. Dialah Tuhan penguasa Alam semesta yang maha mulia dan Maha terpuji. Rasakan betapa hina dan tidak berartinya kita dihadapan Dia. Lenyapkan semua kesombongan diri dihadapaNya. Rasakan getaran yang dahsyat didada anda…

Ayat 3: “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Rasakan seperti pada ayat pertama
Ayat 4: “Yang menguasai hari pembalasan” 
Bayangkan seolah olah anda berada dihapan Allah di padang Mahsyar kelak. Dia lah penguasa tunggal dihari itu. Bagaimana keadaan anda dihari itu? Rasakan dan hayati ayat tadabbur yang anda dengar. Biarkan airmata anda mengalir . Menangislah dihadapan Allah pada hari ini , disaat pintu taubat masih terbuka. Jangan sampai anda menangis kelak dihari berbangkit ketika pintu taubat telah tertutup
Ayat 5: “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”
Inilah pengakuan anda bahwa hanya Dia yang anda sembah, dan hanya padaNya anda mohon pertolongan. Buatlah pengakuan dengan tulus dan iklas.
Ayat 6: “Tunjukilah kami jalan yang lurus”
Mohonlah padanya agar ditunjuki jalan yang lurus. Jalan yang penuh dengan rahmat dan berkahNya. Dengarkan dan hayati kalimat tadabbur yang anda dengar

Ayat 7: “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
Bayangkan jalan orang orang yang telah mendapat nikmat , kebahagian dan kesuksesan sebagai karunia dari sisinya. Berharaplah untuk mendapat kebahagian seperti orang itu.
Bayangkan pula jalan orang orang yang mendapat murka dan azabnya
Bayangkan pula jalan yang ditempuh orang yang sesat mohon agar dijauhkan dari jalan itu.

Jika anda orang yang berhati peka pasti anda akan menangis, mendengar bacaan tadabbur ini. Jika anda belum merasakan getaran apapun dihati anda. Ulangi terus tadabbur ini. Gunung saja akan hancur mendengar ayat Qur’an , hati anda tidak sebesar gunung bukan? Mudah mudahan Allah tidak mengunci mati hati anda ..

Marhaban Yaa Ramadhan

Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali baterai jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai 'Shahrul Ibadah' harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai 'Shahrul Fath' (bulan kemenangan) harus kita maknai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan sebagai "Shahrul Huda" (bulan petunjuk) harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Ramadhan sebagai "Shahrus-Salam" harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai 'Shahrul-Jihad" (bulan perjuangan) harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Ramadhan sebagai "Shahrul Maghfirah" harus kita hiasi dengan meminta dan memberiakan ampunan.

Dengan mempersiapkan dan memprogram aktifitas kita selama bulan Ramadhan ini, insya Allah akan menghasilkan kebahagiaan. Kebahagiaan akan terasa istimewa manakala melalui perjuangan dan jerih payah. Semakin berat dan serius usaha kita meraih kabahagiaan, maka semakin nikmat kebahagiaan itu kita rasakan. Itulah yang dijelaskan dalam sebuah hadist Nabi bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan.

Pertama yaitu kebahagiaan ketika ia "Ifthar" (berbuka). Ini artinya kebahagiaan yang duniawi, yang didapatkannya ketika terpenuhinya keinginan dan kebutuhan jasmani yang sebelumnya telah dikekangnya, maupun kabahagiaan rohani karena terobatinya kehausan sipritualitas dengan siraman-siraman ritualnya dan amal sholehnya.

Kedua, adalah kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Inilah kebahagian ukhrawi yang didapatkannya pada saat pertemuannya yang hakiki dengan al-Khaliq. Kebahagiaan yang merupakan puncak dari setiap kebahagiaan yang ada.

Akhirnya, hikmah-hikmah puasa dan keutamaan-keutaman Ramadhan di atas, dapat kita jadikan media untuk bermuhasabah dan menilai kualitas puasa kita. Hikmah-hikmah puasa dan Ramadhan yang sedemikian banyak dan mutidimensional, mengartikan bahwa ibadah puasa juga multidimensional. Begitu banyak aspek-aspek ibadah puasa yang harus diamalkan agar puasa kita benar-benar berkualitas dan mampu menghasilkan nilai-nilai positif yang dikandungnya. Seorang ulama sufi berkata "Puasa yang paling ringan adalah meninggalkan makan dan minum". Ini berarti di sana masih banyak puasa-puasa yang tidak sekedar beroleh dengan jalan makan dan minum selama sehari penuh, melainkan 'puasa' lain yang bersifat batiniah.

Semoga dengan mempersiapkan diri kita secara baik dan merencanakan aktifitas dan ibadah-ibadah dengan ihlas, serta berniat "liwajhillah wa limardlatillah", karena Allah dan karena mencari ridha Allah, kita mendapatkan kedua kebahagiaan tersebut, yaitu "sa'adatud-daarain" kebahagiaan dunia dan akherat. Semoga kita bisa mengisi Ramadhan tidak hanya dengan kuantitas harinya, namun lebih dari pada itu kita juga memperhatikan kualitas puasa kita.

Senin, 30 Agustus 2010

17 Dalil Muhammad Rasulullah, Nabi Terakhir

TAK ADA NABI BARU LAGI SETELAH RASULULLAH
—————————————–
1. QS AL AHZAB 40: ” Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”
2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”
3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”
4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW:
“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku”
5. Khutbah terakhir Rasulullah …
” …Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat …”
6. Rasulullah SAW menjelaskan: “Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
7. Rasulullah SAW menegaskan: “Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan sebuah
bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang. Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang hilang dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi”. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
8. Rasulullah SAW menyatakan: “Allah telah memberkati aku dengan enam macam kebaikan yang tidak dinikmati Nabi-nabi terdahulu: – Aku dikaruniai keahlian berbicara yang efektif dan sempurna. – Aku diberi kemenangan kare musuh gentar menghadapiku – Harta rampasan perang dihalalkan bagiku. – Seluruh bumi telah dijadikan tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku. Dengan kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan jika air tidak tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah (Tayammum) dan membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi langka. – Aku diutus Allah untuk menyampaikan pesan suciNYA bagi seluruh dunia. – Dan jajaran Kenabian telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah)
9. Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab
Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
10. Rasulullah SAW menjelaskan: ‘Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul pada hari kiamat yang datang sesudahku. (Dengan kata lain, Kiamat adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku); dan saya adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada’il, Bab Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab Asma-un-Nabi; Muatta’, Kitab-u-Asma-in-Nabi; Al-Mustadrak Hakim,
Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).
11. Rasulullah SAW menjelaskan: “Allah yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang Nabi pun ke dunia ini yang tidak memperingatkan ummatnya tentang kemunculan Dajjal (Anti-Kristus, tetapi Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku yang terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman. Tidak diragukan, suatu saat, Dajjal akan datang dari antara kamu”. (Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Dajjal).
12. Abdur Rahman bin Jubair melaporkan: “Saya mendengar Abdullah bin ‘Amr ibn-’As menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan meninggalkan kita. Beliau berkata: “Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta huruf”, dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: “Tidak ada lagi Nabi sesudahku”. (Musnad Ahmad, Marwiyat ‘Abdullah bin ‘Amr ibn-’As).
13. Rasulullah SAW berkata: ” Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya Mubashirat”. Dikatakan, apa yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau berkata: Visi yang baik atau visi yang suci”. (Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail, Nasa’i, Abu Dawud). (Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya wahyu Allah di masa yang akan datang.
Paling tinggi, jika seseorang mendapat inspirasi dari Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).
14. Rasulullah SAW berkata: “Jika benar seorang Nabi akan datang sesudahku, orang itu tentunya Umar bin Khattab”. (Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib).
15. Rasulullah SAW berkata kepada ‘Ali, “Hubunganmu denganku ialah seperti hubungan Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab Fada’il as-Sahaba).
16. Rasulullah SAW menjelaskan: “Di antara suku Israel sebelum kamu, benar-benar ada orang-orang yang berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun mereka bukanlah NabiNYA. Jika ada satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan Allah, orangnya tidak lain daripada Umar. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)
17. Rasulullah SAW berkata: “Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan karena itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun”. (Baihaqi, Kitab-ul-Rouya; Tabrani)
Powered By Blogger